Minggu, 19 Agustus 2012

Fair Of Love


Fair Of Love
Hari ini
29 Juli 2012
Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Aku kembali menengok kelayar handphoneku namun sama sekali tak ada satu pun SMS dari mas Tio yang singgah di handphoneku. Entah kenapa dari kemarin sikapnya berubah padaku. Semalam adalah saat terakhir aku melihat wajahnya yang sangat aku cintai. Mungkin aku baru akan berjumpa dengannya        bertahun tahun kemudian. Sebenarnya berat hatiku melepas kepergiannya ke Yogyakarta.
Tapi yang membuatku bisa melepasnya karena begitu besar tekadnya untuk kuliah di sebuah kota yang indah di pulau jawa itu. Mas Tio adalah sosok yang sangat aku cintai, karna ia lah yang mengerti semua dari diriku. Dia juga setia mendengarkan semua kegalauan hatiku. Ia pun memberikan sebuah cincin bukti cintanya padaku yang kini melingkar indah di jari manisku.
       Tapi kini ia berubah , tak ada kemesraan lagi yang ia curahkan padaku. Kembali aku menengok ke layar handphoneku , namun tak ada sama sekali kabar darinya. Sudahlah , mungkin ia sedang sibuk atau tidak sempat membuka handphonenya.
       Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan pun berlalu, bahkan tahun pun berganti. Semakin hari semakin jarang ia menghubungiku. Bahkan dalam satu bulan ini ia hanya sekali memberikan kabar padaku. Kini aku bukan lah seorang siswi SMK lagi, ya sekarang tepat tahun ketiga semenjak kepergiannya ke Yogya berhasil mengubahku menjadi seorang wanita yang tegar  dan pantang menyerah. Aku bukanlah tipe cewek yang cuek ataupun jutek. Aku juga bukan tipe cewek yang suka menunggu. Ketika ia tak pernah menghubungiku aku selalu mengirimkan pesan singkat untuk sekedar menanyakan kabar dan melepas rinduku padanya, namun sama sekali tak ada balasan darinya. Telepon dariku pun tak kunjung ia  angkat. Bahkan selama tiga tahun ini sama sekali tak ada aktifitas apapun di facebook miliknya. Apakah ia sudah menemukan penggantiku ? Apa ia lupa akan janjinya padaku ?  entahlah , mungkin ia terlalu sibuk saat ini.
“Jadi Lo tetep setia nunggu mas Tio disini ?” Tanya Yuli saat istarahat makan siang di kantor kemarin.
“Ya begitu lah “ Jawabku Pasrah.
“Hello ? lo bayangin dalam satu bulan dia Cuma ngabarin lo satu kali, itupun lewat SMS yang bener bener singkat  ‘Pa kabar ? aku baik baik aja disini, semoga kamu juga baik baik aja di sana I love u’ udah itu gak ada kabar lagi dari dia... “ Ujar Yuli dengan nada tinggi karena kesal dengan sikap mas Tio padaku.
“Gue percaya kok sama dia kalo dia bakal setia disana ,ya kalo memang jodoh gak bakal lari kemana mana kan ? gue udah janji sama dia buat setia sama dia , apapun yang terjadi “ Jawabku mengusap airmata yang perlahan menetes dari sudut mataku.
“Ya , terserah lo aja dech, Tapi coba lo pikir Na, dia di sana belum tentu kan setia sama lo, secara kota Yogya jauh beda sama kota palembang. Cewek disana juga jauh lebih cantik dan modis. So, pasti semua cowok tergoda “
“Trus gue harus gimana ?”
“Ya coba lo telpon dia sekarang . ini kan jam makan siang , mungkin dia gak terlalu sibuk sekarang”
       Mendengar saran dari Yuli aku segera meraih handphoneku dan menekan panggilan ke nomor mas Tio, panggilan tunggu pun terdengar. Hingga aku dikejutkan dengan suara seorang wanita muda yang mengangkat handphonenya.
“Hallo ...” Jawab perempuan itu
“Hallo assalamualaikum, ini bener kan nomor Tio ? “ tanyaku memastikan
“Iya , ada perlu apa ?”
“Aku temen Tio di Palembang , kalo boleh tau kamu siapa Tio ?”
“Oh , aku Tiar , pacarnya Tio. Bentar ya aku panggil Tio dulu” betapa terkejutnya aku mendengar itu. Dadaku terasa sesak , airmata pun tak mampu aku bendung. Melihat reaksiku Yuli memandang heran kearahku.Setelah beberapa menit kemudian terdengar suara mas Tio dari seberang.
“Hallo, ini siapa ?” terdengar suara mas Tio yang sangat aku rindukan.
“Bukan siapa siapa, makasih ya atas kado sepecial yang kamu kasih buat aku , assalamualaikum” tanpa memberi kesempatan untuknya aku segera menutup teleponku.
“Gimana ? kok kamu matiin “ tanya Yuli setelah aku menutup handphoneku
“Ya begitulah “ jawabku lirih. Drrrt Drrrttt Drtttt handphoneku bergetar tanda ada panggilan masuk. Ternyata itu panggilan dari mas Tio.
“kenapa gak di angkat ? “tanya Tiar. Aku hanya diam tak memberi penjelasan. Tanpa ku duga Tiar meraih handphoneku dan mengangkat telpon dari mas Tio.
“Heh ! lo apain Ana sampe ana nangis ? Lo memang gak ada perasaan ya ? Lo tau dia disni nungguin lo ! tapi lo disana seneng seneng sama cewek laen ! Lo punya otak gak sih ? kalo lo udah gak sayang sama Ana , jangan siksa ana kayak gini donk. Inget ya ! awas kalo lo sampe bikin Ana nangis lagi ! “ cerocos Tiar tanpa memberi kesempatan bicara untuk mas Tio lalu ia mencabut batere handphoneku. “Udah Na , jangan nangis lagi , masih ada gue kok disini” hibur Tiar , aku menatap Tiar , seorang gadis yang sangat pengertian denganku sahabat yang selalu ada di sampingku sampai saat ini.
*****
Tiga Tahun kemudian.....
21 Juli 2018,      
Semenjak itu aku berubah menjadi sosok wanita yang pendiam dan aku pun mengganti nomor handphoneku yang sama sekali mas tio tidak ketahui. Aku tak tau bagaimana kabarnya. Tapi bukan berarti aku sudah berpaling ke hati pria lain. Entah sampai sekarang aku belum ingin mengenal seorang pria lebih dari teman. Hatiku masih belum sembuh, hatiku masih sakit. Drrrt Drrt, handphoneku begetar , terpampang jelas Memo yang bertuliskan “T love A” ya tepat hari ini hubungaku dengan mas Tio genap enam tahun. Aku melirik ke cincin yang masih melingkar indah dijariku. Padahal dulu ia bilang tepat hari ini ia akan menikahiku. Tapi apa ? semuanya gak terbukti dan sudah hancur semuanya. Dengan langkah gontai aku melangkah keluar kantor lalu memanggil taksi untuk segera pulang menuju rumah. Sesampainya dirumah , aku heran dengan banyaknya mobil yang terpakir di depan rumahku. Apa mungkin tamu ayah ? tapi kenapa ayah tidak mempersiapkan apapun untuk kedatangan tamunya semalam. Setelah membayar Rupiah kepada sopir taxi dengan langkah penasaran aku melangkah memasuki ruang tamu.
       Betapa terkejutnya aku ketika diruang tamu sudah hadir mas Tio, ibu, ayah dan juga orang tua mas Tio serta keluarga besar mas Tio. Apa ini mimpi? aku seakan tak percaya dengan apa yang ada di hadapanku sekarang. Hingga sadar airmata menetes perlahan membasahi pipiku. Dengan langkah pasti mas Tio menghampiriku yang masih tertegun di depan pintu.
“Aku menepati janjiku kan ?” Tanya nya menatapku dengan penuh arti.
“Kau Jahat ! “
“Maafkan aku , kejadian itu hanya salah paham, percaya lah , aku sangat mencintaimu. Apa kau masih mencintaiku ?” aku sama sekali tak bisa menjawabnya namun dengan anggukan pasti dariku membuat mas Tio langsung merangkulku , sebuah pelukan yang sangat aku rindukan selama ini.
       Kini aku sudah resmi menjadi istri mas Tio. Ternyata waktu tak selamanya kejam. Tapi yakinlah waktu akan memberikan yang terbaik untuk kita dan berjalan sesuai takdirnya.
Big thanks for
Ibu dan ayah yang selalu mendukungku....
pacarku yang bawel yang selalu kasih semangat aku...
sahabatku febby ....
dan tidak lupa temenku Tiwi yang selalu setia baca hasil karyaku
satu lagi thx buat mbak dan mamas yg sllu mndukungku
Thx for all  

0 komentar:

Posting Komentar

Search

 
All About Satrio's Family Blogger Template by Ipietoon Blogger Template