Fair Of Love
Hari ini
29 Juli 2012
Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Aku kembali menengok kelayar
handphoneku namun sama sekali tak ada satu pun SMS dari mas Tio yang singgah di
handphoneku. Entah kenapa dari kemarin sikapnya berubah padaku. Semalam adalah
saat terakhir aku melihat wajahnya yang sangat aku cintai. Mungkin aku baru
akan berjumpa dengannya bertahun
tahun kemudian. Sebenarnya berat hatiku melepas kepergiannya ke Yogyakarta.
Tapi yang membuatku bisa melepasnya karena begitu besar tekadnya untuk kuliah di sebuah kota yang indah di pulau jawa itu. Mas Tio adalah sosok yang sangat aku cintai, karna ia lah yang mengerti semua dari diriku. Dia juga setia mendengarkan semua kegalauan hatiku. Ia pun memberikan sebuah cincin bukti cintanya padaku yang kini melingkar indah di jari manisku.
Tapi yang membuatku bisa melepasnya karena begitu besar tekadnya untuk kuliah di sebuah kota yang indah di pulau jawa itu. Mas Tio adalah sosok yang sangat aku cintai, karna ia lah yang mengerti semua dari diriku. Dia juga setia mendengarkan semua kegalauan hatiku. Ia pun memberikan sebuah cincin bukti cintanya padaku yang kini melingkar indah di jari manisku.
Tapi kini ia berubah ,
tak ada kemesraan lagi yang ia curahkan padaku. Kembali aku menengok ke layar
handphoneku , namun tak ada sama sekali kabar darinya. Sudahlah , mungkin ia
sedang sibuk atau tidak sempat membuka handphonenya.
Hari demi hari berlalu,
bulan demi bulan pun berlalu, bahkan tahun pun berganti. Semakin hari semakin
jarang ia menghubungiku. Bahkan dalam satu bulan ini ia hanya sekali memberikan
kabar padaku. Kini aku bukan lah seorang siswi SMK lagi, ya sekarang tepat
tahun ketiga semenjak kepergiannya ke Yogya berhasil mengubahku menjadi seorang
wanita yang tegar dan pantang menyerah.
Aku bukanlah tipe cewek yang cuek ataupun jutek. Aku juga bukan tipe cewek yang
suka menunggu. Ketika ia tak pernah menghubungiku aku selalu mengirimkan pesan
singkat untuk sekedar menanyakan kabar dan melepas rinduku padanya, namun sama
sekali tak ada balasan darinya. Telepon dariku pun tak kunjung ia angkat. Bahkan selama tiga tahun ini sama
sekali tak ada aktifitas apapun di facebook miliknya. Apakah ia sudah menemukan
penggantiku ? Apa ia lupa akan janjinya padaku ? entahlah , mungkin ia terlalu sibuk saat ini.
“Jadi Lo tetep setia nunggu mas Tio disini ?” Tanya Yuli saat istarahat
makan siang di kantor kemarin.
“Ya begitu lah “ Jawabku Pasrah.
“Hello ? lo bayangin dalam satu bulan dia Cuma ngabarin lo satu
kali, itupun lewat SMS yang bener bener singkat
‘Pa kabar ? aku baik baik aja disini, semoga kamu juga baik baik aja di
sana I love u’ udah itu gak ada kabar lagi dari dia... “ Ujar Yuli dengan nada
tinggi karena kesal dengan sikap mas Tio padaku.
“Gue percaya kok sama dia kalo dia bakal setia disana ,ya kalo
memang jodoh gak bakal lari kemana mana kan ? gue udah janji sama dia buat
setia sama dia , apapun yang terjadi “ Jawabku mengusap airmata yang perlahan
menetes dari sudut mataku.
“Ya , terserah lo aja dech, Tapi coba lo pikir Na, dia di sana belum
tentu kan setia sama lo, secara kota Yogya jauh beda sama kota palembang. Cewek
disana juga jauh lebih cantik dan modis. So, pasti semua cowok tergoda “
“Trus gue harus gimana ?”
“Ya coba lo telpon dia sekarang . ini kan jam makan siang , mungkin
dia gak terlalu sibuk sekarang”
Mendengar saran dari
Yuli aku segera meraih handphoneku dan menekan panggilan ke nomor mas Tio,
panggilan tunggu pun terdengar. Hingga aku dikejutkan dengan suara seorang
wanita muda yang mengangkat handphonenya.
“Hallo ...” Jawab perempuan itu
“Hallo assalamualaikum, ini bener kan nomor Tio ? “ tanyaku
memastikan
“Iya , ada perlu apa ?”
“Aku temen Tio di Palembang , kalo boleh tau kamu siapa Tio ?”
“Oh , aku Tiar , pacarnya Tio. Bentar ya aku panggil Tio dulu” betapa
terkejutnya aku mendengar itu. Dadaku terasa sesak , airmata pun tak mampu aku
bendung. Melihat reaksiku Yuli memandang heran kearahku.Setelah beberapa menit
kemudian terdengar suara mas Tio dari seberang.
“Hallo, ini siapa ?” terdengar suara mas Tio yang sangat aku
rindukan.
“Bukan siapa siapa, makasih ya atas kado sepecial yang kamu kasih
buat aku , assalamualaikum” tanpa memberi kesempatan untuknya aku segera
menutup teleponku.
“Gimana ? kok kamu matiin “ tanya Yuli setelah aku menutup
handphoneku
“Ya begitulah “ jawabku lirih. Drrrt Drrrttt Drtttt handphoneku
bergetar tanda ada panggilan masuk. Ternyata itu panggilan dari mas Tio.
“kenapa gak di angkat ? “tanya Tiar. Aku hanya diam tak memberi
penjelasan. Tanpa ku duga Tiar meraih handphoneku dan mengangkat telpon dari
mas Tio.
“Heh ! lo apain Ana sampe ana nangis ? Lo memang gak ada perasaan ya
? Lo tau dia disni nungguin lo ! tapi lo disana seneng seneng sama cewek laen !
Lo punya otak gak sih ? kalo lo udah gak sayang sama Ana , jangan siksa ana
kayak gini donk. Inget ya ! awas kalo lo sampe bikin Ana nangis lagi ! “
cerocos Tiar tanpa memberi kesempatan bicara untuk mas Tio lalu ia mencabut
batere handphoneku. “Udah Na , jangan nangis lagi , masih ada gue kok disini”
hibur Tiar , aku menatap Tiar , seorang gadis yang sangat pengertian denganku
sahabat yang selalu ada di sampingku sampai saat ini.
*****
Tiga Tahun kemudian.....
21 Juli 2018,
Semenjak itu aku berubah menjadi sosok wanita
yang pendiam dan aku pun mengganti nomor handphoneku yang sama sekali mas tio
tidak ketahui. Aku tak tau bagaimana kabarnya. Tapi bukan berarti aku sudah
berpaling ke hati pria lain. Entah sampai sekarang aku belum ingin mengenal
seorang pria lebih dari teman. Hatiku masih belum sembuh, hatiku masih sakit.
Drrrt Drrt, handphoneku begetar , terpampang jelas Memo yang bertuliskan “T
love A” ya tepat hari ini hubungaku dengan mas Tio genap enam tahun. Aku
melirik ke cincin yang masih melingkar indah dijariku. Padahal dulu ia bilang
tepat hari ini ia akan menikahiku. Tapi apa ? semuanya gak terbukti dan sudah
hancur semuanya. Dengan langkah gontai aku melangkah keluar kantor lalu
memanggil taksi untuk segera pulang menuju rumah. Sesampainya dirumah , aku
heran dengan banyaknya mobil yang terpakir di depan rumahku. Apa mungkin tamu
ayah ? tapi kenapa ayah tidak mempersiapkan apapun untuk kedatangan tamunya
semalam. Setelah membayar Rupiah kepada sopir taxi dengan langkah penasaran aku
melangkah memasuki ruang tamu.
Betapa
terkejutnya aku ketika diruang tamu sudah hadir mas Tio, ibu, ayah dan juga
orang tua mas Tio serta keluarga besar mas Tio. Apa ini mimpi? aku seakan tak
percaya dengan apa yang ada di hadapanku sekarang. Hingga sadar airmata menetes
perlahan membasahi pipiku. Dengan langkah pasti mas Tio menghampiriku yang
masih tertegun di depan pintu.
“Aku menepati janjiku kan ?” Tanya nya menatapku dengan penuh arti.
“Kau Jahat ! “
“Maafkan aku , kejadian itu hanya salah paham, percaya lah , aku
sangat mencintaimu. Apa kau masih mencintaiku ?” aku sama sekali tak bisa
menjawabnya namun dengan anggukan pasti dariku membuat mas Tio langsung
merangkulku , sebuah pelukan yang sangat aku rindukan selama ini.
Kini aku sudah resmi
menjadi istri mas Tio. Ternyata waktu tak selamanya kejam. Tapi yakinlah waktu
akan memberikan yang terbaik untuk kita dan berjalan sesuai takdirnya.
Big thanks for
Ibu dan ayah yang selalu mendukungku....
pacarku yang bawel yang selalu kasih semangat aku...
sahabatku febby ....
dan tidak lupa temenku Tiwi yang selalu setia baca hasil karyaku
satu lagi thx buat mbak dan mamas yg sllu mndukungku
Thx for all
pacarku yang bawel yang selalu kasih semangat aku...
sahabatku febby ....
dan tidak lupa temenku Tiwi yang selalu setia baca hasil karyaku
satu lagi thx buat mbak dan mamas yg sllu mndukungku
Thx for all
0 komentar:
Posting Komentar